Entah dari kapan tu kata-kata yang
sekarang lagi booming dikalangan para ababil muncul gue sendiri nggak tau. Tapi
yang jelas kata “Move On” emang popular banget, bahkan bisa disejajarkan dengan
fenomenal sesuatu en Alhamdulillahnya si princes Syahrini. Kata Move on sendiri
bagi gue tu sebuah istilah yang kurang lebih adalah melupakan apa yang telah
lalu dan siap untuk menatap masa depan, tentunya yang lebih baik lagi dari masa
sebelumnya. Istilah ini lebih sering diterapkan terhadap orang yang patah hati
dan sulit melupakan mantannya (nah yang satu ini gue banget). “Ayo move on,
lupain dia, masih banyak cowok lain yang layak buat nerima cinta lo…” begitulah
kiranya penggalan dari kalimat yang dilontarkan para peri-peri putih dibelakang
telinga sang Galauers (itu gue lagi….hiikz)
nggak beda jauh ama korban patah hati
yang lainnya gue juga termasuk spesies yang suka curhat tentang isi salah satu
komponen perut gue di jejaring social. Gue sering menguraikan unek-unek yang
bersemayam diotak gue yang hampir overload karan kelebihan kapasita ini. Jadi
seolah-olah tu para pembaca TL gue juga ikut merasa senasib dan sepenanggungan atas
penderitaan yang sedang gue alami (halaahh).
Awalnya gue hanya berfikir gimana
caranya biar gue bisa dapetin pacar baru, supaya gue bisa secepat mungkin
terbebas dari sindrom galau akut yang penuh nista kaya gini. Mulai dari sering
nongkrong di pos hansip sebelah rumah, bantuin jualan abang-abang tukang
batagor langganan gue, sampe yang terparah gue juga bela-belain ngobok-obok
kali ciliwung. Gigih kan perjuangan gue…?? Hihihiii…
Seiring dengan berjalannya waktu
(jiiaahh gaya bener tulisan gue..)gue mulai sadar bahwa yang namanya Move on
itu nggak harus ngedapetin apa yang telah hilang (pacar). Tapi ada beberapa
alasan kenapa move on nggak harus memiliki pacar paru. Diataranya :
Pertama, “move on yang terpenting harus
selalu terlihat bahagia”.
Berusaha untuk bahagia walaupun tanpa
adanya dia. Dengan begini kan gue jadi nggak begitu klihatan banget begoknya.
Masa Cuma gara-gara orang yang bener-bener nggak ngganggep gue, gue jadi saiko
begini. Nyiksa diri gue sendiri dengan berrgalau ria. Yang ada pasti gue malah
bakalan diketawain sama dia dong. Bener-bener
nggak boleh dilestarikan kebiasaan yang semacam ini!
Kedua, “yang move on hatinya, bukan
statusnya”.
Nah,
yang satu ini pernah deh gue jumpai. Contohnya saja temen gue “Jupri” (nama
asli masih gue samarin demi kedamaian hidupnya). Jadi critanya Jupri ini baru
putus sama cweknya yang baru dipacarinya selama 5 bulan. Dia sih bilangnya ke
gue putusnya hubungan mereka tuh karena jarak. Yuppz bahasa jawanya long
distance. Loh kok kalo masalahnya jarak kenapa mereka jadian..? jadi dulunya
itu mereka satu SMA, sekelas malahan. So, bisa dipastikan jalinan asmara mereka
itu termasuk dalam kategori “cinlok” (cinta lokasi ciin). Na baru setelah
mereka lulusan akhirnya si jupri ini meninggalkan kampung halaman demi
melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi di Ibu kota. Sekarang Si
Jupri ini anak kuliahan loh. Sementara mantan ceweknya itu lebih memilih kuliah
didaerahnya. Karena beralasan belum siap pisah jauh sama orang tuangnya.
(halaaahhh… kaya bayi aja). Nah karena jarak inilah jadi kominakasi mereka jadi
agak terhambat. Akhirnya masalah timbul satu persatu menghiasi mahligai
perpacaran mereka hihihiii.. kecurigaan dan kesalah pahaman menjadi top topic disetiap pertikaian mereka. Ahhirnya nggak
butuh waktu lama hubungan mereka pun kadas begitu saja. Ya walaupun si Jupri
sebenarnya sudah terlanjur sayang banget sama mantannya itu tapi apa boleh
buat. Ceweknya ini minta si Jupri untuk
mengakhiri hubungan mereka dengan beralasan bahwa si cewek ini sudah
mendapatkan sosok laki-laki yang bisa ngertiin perasaannya.
Spontan dong si Jupri jadi galau berat.
Dan nggak tau dapet ide dari mana tu bocah nggak beberapa lama dari incident itu status FB nya diubah jadi
Relationship with “Markonah” (tetep nama asli disamarkan). Hadeewwhh… ternyata
setelah gue selikidi eh selidiki tuh cewek berinisial MK tersebut adalah cewek jadi-jadian.
WHAAATTTTT….iya tu si Jupri berhasil ngehack salah satu akun temen cewek FB nya
dan menjadikannya “pacar kamuflasenya” hahahhaaa… (Jahat bin kreatif juga ni
anak).
Jupri harap dengan peluncuran status
barunya di FB dia bisa nunjukin ke mantan cweknya kalo dia juga bisa dapetin
cewek yang sreg bagi dia. jadi dari situ gue bisa banyangin betapa konyolnya si
Jupri saat dia update en koment statusnya sendiri.
Status jupri : “kangen kamu niicchh”
Komentar
MK :
“aku juga ni beib…”
Jupri : ”jalan yukz beib.. “
MK :
“ayuukk… kemanaa..”
Jupri :
“ke nerakaaa..”
Wakakakakaka… begitulah kiranya adegan
perang batin yang sedang dilakukan oleh Jupri karena satatus konyolnya. J
Oke sekarang gue lanjut ke point yang ke
tiga, yaitu “cepat punya kekasih yang baru dikhawatirkan hanya untuk pelarian
saja”.
Hemmm…. apa lagi ini. Dijamin 6 dari 9 korban patah
hati bakalan nglakuin tindakan yang satu ini. “Yang penting gue punya pacar”
itu salah satu semboyan andalan bagi para penyandang tuna tresno. lebih parahnya lagi si para jomblowers ini
hanya asal comot aja dalam menentukan pacar barunya. nggak sempet tuh yang
namanya mempertimbangkan bibit bebet dan bobotnya.. (aahh emang mau ngapain
wong Cuma status pacaran ini). Nah alhasil nggak beda jauh sama jalinan
percintaan yang sudah-sudah. Mandek ditengan rel kreta. ya sudah dipastikan
hubungan yang semacam ini bakalan terasa hambar. Ibaratnya makan sayur tanpa
sepatu boots. So, apa hubungannya sayur sama sepatu boots..? aahh gue Cuma
nambah-nambahin tulisan aja kok biar tulisan gue jadi lebih banyakan dikit.
Hihihiiii.
Kemudian sila kelima adalah “lo belum
bisa dikatakan Move on kalo pikiran dan hati masih mikirin mantan padahal sudah
memiliki kekasih baru.”
gue nggak bisa ngomong banyak soal ini, soalnya gue belom pernah ngalamin heheee... tapi mungkin kalo emang kita udah terlanjur sayang sama pacar kita en tanpa alasan yang jelas tiba-tiba putus tu emang nyesek banget. walaupun udah susah payah mencoba untuk move on tapi kenyataanya semakin keras kita mencoba maka semakin sakitlah luka yang dirasa #ssttaaahhh... So, sebagai ungkapan gejolak jiwa ini, biasanya "pelarian" lah sebagai senjata yang paling diandalkan.
Tapi yang namanya pelarian, sebaik-baiknya dia tetep mantanlah yang slalu diingat. En luka hati semakin mengagah ketika kita tau sang mantan udah nemuin tambatan hatinya (lagi), sedangkan kita masih terpuruk mengharapkannya.
gue pernah denger dosen gue pernah bilang, dalam menjalani hidup itu ibaratkan kita berjalan untuk menuju kesuatu tujuan. kita harus fokus untuk melangkah kedepan, tapi adakalanya juga kita harus menoleh kesamping, keatas, kebawah bahkan kebelakang untuk sekedar kita singgah sejenak menikmati indahnya fariasi kehidupan dan sebagai tolak ukur atas pencapaian kita. jadi apa hubungannya sama mantan..? oke, gue akan bahas. Maksud yang pengen gue sampaian nggak luas jajar genjang kok (panjang x lebar). jadi gini.. mantan itu ibaratnya kita menoleh kebelakang.. dan itu nggak boleh kita terlarut-larut dalam situasi itu. ibaratnya orang berjalan, kalo kita berjalan sambil menoleh kebelakang secara terus-menerus maka tidak menutup kemungkinan cepat atau lambat maka bahanya akan menghampiri kira. entah itu lubang yang siap menjatuhkan atau mungkin truk yang siap melindas kita. ngeri yaa... jadi saran gue, selalu sedia kaca sepion dimanapun berada.. Muahahahaaa...
pertamax
BalasHapus